Untukmu..Wanita, yang Status Agama di KTP nya Islam..!
Untukmu..yang akan merayakan Kemaksiatan Malam Minggu bersama pacar nya..!
Sebelum nya...Sudilah kiranya ...membaca risalah singkat ini..!
*Semoga Allah Mengampuni kita semua*
Kenapa Harus Wanita Shalihah?
Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab..
Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang
suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh
perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
Aku menjawab.. Tahukah kalian..
bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di
jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup.
Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya..
Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka..
Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki
mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan
rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki..
Hati yang bening
dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia
sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..
Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang
menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan,
yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana
mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga
cinta, apalagi jatuh cinta?
Aku menjawab..
Tahukah kamu..
bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu
kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang
untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah,
bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.
Namun, ada
satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya..
Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu
karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya
padamu juga karena-Nya…
Itulah yang membedakan mereka..
Tak
pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu,
mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu..
Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda…
Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia.
Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an
dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian
ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu
tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi
lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka
sambil berdiskusi yang tak penting.
Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
Aku menjawab..
Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka
memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah
terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam
cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang
jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang
paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia
bukanlah tujuannya.
Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian
rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk
diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang
terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu,
terbiasa dengan rumah-Nya.
Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri…
Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di
dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa
kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani
mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri
mereka.
Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?
Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan..
Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik.
Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan
bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan.
Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah
siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat
yang akan memberikan senyum bagi dunia.
Dan sering sekali, orang tak puas..
dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?
Pada akhirnya, akupun menjawab…
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka,
takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti
mereka..
Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang
siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang
imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama
mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga
meluruskan khilaf mereka…
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka.
Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah
takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di
mata-Nya…
Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan
merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa
bersama dengan para syuhada sang penghuni surga…
Menahan mereka
untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang
waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah..
sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan
perjuangan.
Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya..
namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang
pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang
siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di
bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya
pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela
berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya..
Yang
cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai
kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih
penghulu surga…
Seberat itukah?
Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…!
[Abu Nisa Al-Ghuroba]
Doa HambaMu Yang Lemah.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Ya Allah,
Berilah aku kekuatan dalam menghadapi ujianMu.
Berilah aku petunjuk dan hidayah agar aku tidak sesat.
Terangilah jalanku dengan cahayaMu.
Ya Allah,
Jadikanlah aku orang-orang yang kuat dan sabar dalam melayani kehendakMu.
Jadikanlah aku orang-orang yang redha atas sesuatu perkara yang menimpa.
Jadikanlah aku setabah para utusanMu ketika mereka sedang berjihad,
hingga akhirnya mereka menang memerangi musuhMu.
Ya Allah,
Berikanlah berita gembira buatku,
dan buat mereka yang sentiasa sabar dengan ujian yang menimpa.
Bukakan mata hati dan mata batinku agar bisa memahami
hikmah yang Engkau turunkan.
Ya Allah,
Jadikanlah aku hambaMu,
yang bersyukur atas nikmat dan rahmat yang Engkau kurniakan.
Hindarilah aku daripada menjadi orang-orang yang lalai dan
hindari juga aku dari menjadi orang-orang yang fasik.
Ya Allah,
Janganlah Engkau putuskan nikmat yang Engkau berikan padaku.
Pimpinlah aku agar terus berada di landasanMu yang benar ini.
Pimpinlah aku menjadi WANITA SOLEHAH DAN BAIK BUDI SERTA AKHLAKNYA.
Ya Allah,
Ampuni segala dosa yang telah aku lakukan.
Berikanlah aku kejayaan di Dunia dan di Akhirat
Aamiin Ya Robbal'alamiin
Poligami Rasulullah Bukan Sunnah Untuk Semua Lelaki
Apabila bercakap soal poligami, pasti semua lelaki teruja. Pada masa yang sama, perempuan pula membisu tidak mahu masuk campur. Dalam hati mereka bermonolong: "Nak ikutkan sunnah konon, tetapi dalam perkara yang lain tidak mahu ikut sunnah pula."
Benarkah poligami itu sunnah Rasulullah? Ya, berdasarkan pengertian sunnah. Atau dengan kata lain, sunnah ialah perjalanan Rasulullah s.a.w. bermula dari bangun tidur, bekerja, makan dan minum, beribadah, berkeluarga, berehat sehinggalah tidur semula.
Oleh sebab poligami termasuk dalam munakahat (fiqah perkahwinan dan kekeluargaan), maka benarlah poligami satu sunnah Rasulullah s.a.w.. Tetapi tahukah kita mengapa baginda menjalankan kehidupan berpoligami? Munkin inilah jawapan kepada persoalan mengapa wanita masa kini tidak suka kalau suami mereka berpoligami. Mereka sebenarnya yakin suami mereka tidak boleh berlaku adil seperti Rasulullah s.a.w.
Sebelum kita mendalami persoalan ini, saya ingin mengajak anda merenung dalam-dalam, mengapa Rasulullah s.a.w. tidak berpoligami semasa khadijah r.a.h. masih hidup? mungkin ada yang memberi jawapan mudah, kerana belum ada wahyu yang mengarahkan Rasulullah berbuat demikian. Kalau jawapan ini dianggap benar, mengapa pula Rasulullah melarang Ali r.a. berpoligami semasa Fatimah r.a.h. masih hidup?
Jelas di sini, poligami bukan semudah 123 atau ABC. Jadi, marilah kita renungi dalam-dalam agar dengan itu, lelaki tidak terlalu mudah mengambil keputusan untuk berpoligami dan wanita pula tidak semudah itu menentang poligami. Ketika itu, semua pihak akan faham siapa yang layak dan siapa pula yang tidak layak berpoligami.
Poligami Rasulullah
Semasa Rasulullah hidup bersama-sama khadijah r.a.h, Baginda bahagia walaupun isterinya 15 tahun lebih tua daripadanya. Baginda bahagia kerana keperluan hidupnya, kerja dakwahnya dan juga masa mengabdikan diri kepada Allah s.w.t. terjamin. Khadijah r.ah. yang menyempurnakan semua itu.
Namun selepas Khadijah r.ah. meninggal dunia, semua keperluan Baginda sudah tidak seperti sebelumnya. Tatkala Baginda lapar, tiada lagi yang menghidangkan makanan untuk Baginda, Tatkala kedinginan, tiada lagi yang menyelimutkan-Nya. Tatkala keletihan, tiada lagi yang menghiburkan-Nya. Malah ancaman Quraisy semakin menjadi-jadi.
Setelah tiga tahun menduda dan menguruskan kehidupan sendirian, Rasulullah s.a.w. akhirnya mengahwini Sawdah binti Zam'ah. Itupun untuk melindunginya setelah Sawdah r.ah. kematian suami sebaik pulang dari Habsyah. Walaupun Sawdah r.a.h. ketika itu sudah berusia 66 tahun, tidaklah jauh berbeza dengan khadijah r.ah. namum keperluan Rasulullah dalam tiga perkara di atas masih tidak terjamin, Semuanya tidak sama seperti yang diurus oleh Khadijah r.ah.
Untuk menghiburkan hati Rasulullah s.a.w. Abu Bakar r.a. menawarkan anaknya Aisyah r.ha. untuk dijadikan isteri Baginda. Bagi menghormati sahabatnya yang paling baik dan akrab, maka Rasulullah s.a.w. menerima tawaran itu dan terus mengadakan akad nikah sebelum peristiwa hijrah. Mereka hanya hidup bersama setelah berhijrah. Di samping itu, Rasulullah s.a.w. juga mengahwini Aisyah r.ha. disebabkan wahyu ari Allah s.w.t.
Di sinilah bermulanya kehidupan berpoligami bagi Rasulullah s.a.w. Walaupun sudah mempunyai dua orang isteri, kebaikan Khadijah r.ha. masih segar dalam ingatan Baginda. Ini bermakna Khadijah r.ha. terlalu istimewa dan tidak ada pengantinya.
Tujuan Rasulullah s.aw. Berpoligami
Berdasarkan perkahwinan Rasulullah di atas, kita dapat membuat kesimpulan bahawa poligami yang diamalkan oleh Rasulullah s.a.w. sangat berkait dengan faktor sosial dan kebajikan. Bukankah Rasulullah s.a.w mengahwini Sawdah binti Zam'ah r.ha. untuk membela kebajikannya kerana beliau sudah kematian suaminya? Bukan itu sahaja, kaum kerabat Sawdah r.ha. adalah orang musyrik. Bayangkan kalau Sawdah r.ha. yang ketika itu berusia 66 tahun terbiar, sudah tentu keislamannya terancam.
Dari sudut sosial pula, Rasulullah s.a.w. berkahwin dengan Asiyah r.ha. dan Hafsah r.ha. sebagai penghargaan kepada orang tua mereka yang sangat membantu baginda iaitu Abu Bakar al-Siddiq r.a. dan Umar al-Khattab r.a. Begitu juga perkahwinan Baginda dengan Ummu Salamah yang turut serta dalam penghijrahan ke Habsyah dan Madinah. Sewaktunya suaminya (Abu Salamah) meninggal dunia, anak-anak Ummu Salamah masih kecil dan memerlukan pembelaan dan didikan.
Selain itu, poligami Rasulullah s.a.w. juga ada kaitan dengan politik dan dakwah. Contohnya, selain memiliki sifat terpuji dalam kangan yang terawal memeluk agama Islam, Ummu Salamah r..ha. juga dari kalangan orang kenamaan. Rasulullah s.a.w. mengahwininya untuk menguatkan ikatan kasih sayang antara kerabat dan kabilah isteri isterinya supaya mereka memeluk Islam.
Kebaikan Poligami
Berdasarkan tujuan Rasulullah berpoligami itu, kita dapat melihat banyak kebaikannya malah menjadi penyelesaian kepada pelbagai masalah masyarakat. suami dan isteri memperolehi kebaikan.
Bagi suami, mereka perlu berusaha untuk bersikap adil kepada isteri-isterinya. Dalam hal ini, seorang suami yang sering kali sakit dan mengalami kesukaran untuk keluar mencari rezeki tidak wajar mengimpikan berpoligami kerana dia tidak dapat menanggung isteri-isterinya dengan adil.
Jadi, mana-mana suami yang berniat hendak berpoligami perlu mempersiapkan diri dengan sifat dan sikap adil serta sihat tubuh badan. Manakala bagi isteri pula, mereka tentu akan mendapatkan hak masing-masing daripada suaminya. Dalam soal ini, suami tidak boleh mengurangkan nafkah seorang isterinya dengan alasan isteri mempunyai sumber kewangan sendiri, Apatah lagi mengurangkan nafkah isteri pertama dengan alasan terpaksa berkongsi isteri yang baru.
Apabila suami dapat berpegang kepada prinsip adil yang sebenar, pasti dia akan mengadili giliran isterinya tanpa mengira sama ada mereka gadis atau janda, muda atau tua, tidak juga mengambil kira taraf pendidikan. Semuanya mempunyai hak yang sama rata sebagai isteri. Ketahuilah bahawa sifat adil suami ini akan menjadi penentu sama ada bahagia poligami atau sebaliknya.
Dengan itu, isteri-isteri akan tenang malah boleh mengelak daripada berlaku pertengkaran atau saling cemburu antara mereka. mengenai susunan giliran, sebenarnya banyak memberi kebaikan kepada isteri terutama pada aspek penjagaan kesihatan kerana sewaktu ketiadaan suami, mereka boleh membuat rawatan dan mendapat kerehatan yang cukup. Pada waktu yang sama, mereka berpeluang memperbanyakkan ibadah terutama pada waktu malam. Tidakkah ini satu kebaikan buat si isteri?
Kesalahan poligami sekarang
Amalan poligami sekarang didapati tidak menepati sunnah Rasulullah s.a.w. malah tujuan mereka berpoligami langsung tidak sama dengan tujuan Rasulullah s.a.w. berpoligami. Sebagai bukti, cuba senaraikan 10 tujuan poligami cuba padankan dengan poligami yang diamalkan masyarakat kini. Apa yang jelas, untuk menyelesaikan masalah keperluan seks sahaja.
Selain itu, poligami yang diamalkan pada hari ini banyak menimbulkan masalah, bukan menyelesaikan masalah. Berdasarkan itu, disarankan kepada para suami agar memastikan terlebih dahulu sama ada diri layak untuk berpoligami atau tidak berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Islam.
Di negara kita, selain suami mesti adil seperti yang ditetapkan oleh syariat, suami yang hendak berpoligami juga perlu mendapat kebenaran daripada hakim mahkamah syariah. Syarat itu digubal bagi melindungi hak wanita yang terlibat dalam institusi kekeluargaan poligami. Harus ingat syarat ini bukan untuk menyusahkan amalan poligami.
Dalam hal ini, wanita yang ditawarkan poligami harus sedar sudah ramai yang terpedaya dengan pujukan lelaki. Mereka tidak mematuhi syarat di atas tetapi memilih untuk melakukan pernikahan di Selatan Thailand. Kesannya perkahwinan dengan wanita terbabit berakhir dengan penganiayaan. Tetapi kebanyakan mereka tidak menyedari keadaan itu, lalu menyesal di kemudian hari.
Oleh sebab itu, umat Islam baik lelaki mahupun wanita terutama yang sudah berkahwin diharap meneliti sunnah Rasulullah s.a.w. ini sepenuhnya. Namun perlu di ingat, tidak semua lelaki layak berpoligami selagi mereka tidak mengikut apa yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. Kuncinya, kalau anda tidak layak bagaimana keadilan boleh di tegakkan?
WallahHualam...
cc:http://ulumnabawiahmakh.blogspot.com